Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung penggunaan Aspal Buton
(Asbuton) pada pekerjaan preservasi dan pembangunan jalan di Indonesia.
Tahun 2018 penggunaan Asbuton akan dilakukan pada jalan sepanjang 709
km yang tersebar pada ruas jalan di berbagai provinsi dimana jumlah
Asbuton yang dibutuhkan sebesar 58.879 ton. Hal ini merupakan bagian
dari mendukung kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Asbuton merupakan kekayaan alam Indonesia dimana deposit Asbuton
diperkirakan sebesar 663 juta ton dengan kandungan bitumen sekitar 132
juta ton.
Asbuton tidak persis sama dengan aspal minyak sehingga teknologinya
agak berbeda dengan teknologi perkerasan jalan menggunakan aspal minyak
Teknologi Asbuton terus dikembangkan baik dari sisi jaminan kualitas
dan teknik penghamparan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kementerian PUPR diantaranya yakni campuran beraspal dengan
Asbuton, Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam
Asbuton (LPMA), Butur Seal, Cape Buton Seal dan Asbuton Campuran Aspal
Emulsi.
“Kini juga dikembangkan bagaimana melakukan ekstraksi pemurnian
(Asbuton). Jadi terpisah antara aspal dan batu dimana 99 persen adalah
kandungan aspal murni,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga beberapa waktu lalu.
Menurut Danis, Kementerian PUPR telah bekerjasama dengan BUMN PT
Wijaya Karya yang akan memproduksi sekitar 2.000 ton Asbuton pada bulan
Juni dan Juli 2018.
“Mudah-mudahan kita berhasil dengan ekstraksi pemurnian tersebut.
Karena dengan ekstraksi pemurnian tersebut, nantinya kita akan bisa
lebih cepat, murah, dan lebih kompetitif karena 99 persen murni aspal,”
jelasnya.
Penggunaan teknologi Asbuton sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR pada beberapa ruas jalan nasional.
Di tahun 2017 dilakukan replikasi perdana teknologi Butur Seal dan
CPHMA untuk jalan dengan lalu lintas rendah hingga sedang di Labuan Bajo
Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan ini juga sekaligus memperkenalkan teknologi Asbuton kepada
Pemda dan Penyedia Jasa Tingkat Provinsi, Kabupaten dan desa.
CPHMA adalah produk campuran beraspal siap pakai. Pencampuran
dilakukan secara pabrikasi kemudian didistribusikan dalam bentuk kemasan
dan selanjutnya dihampar dan dipadatkan secara dingin (pada temperatur
udara).
Teknologi ini bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil
dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke alat pencampur aspal
(Asphalt Mixing Plan, AMP).
CPHMA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan campuran
sejenis antara lain konstruksi perkerasan yang lebih merata dan homogen
serta kerataan permukaan yang lebih baik
Demi meningkatkan penelitian dan pemanfaatan Asbuton tersebut,
Kementerian PUPR membentuk Loka Litbang Asbuton yang berlokasi di
Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
Unit kerja ini bertugas melakukan penelitian dan pengembangan
Asbuton, melakukan pengujian dan sertifikasi produk dan teknologi
Asbuton. (*)
Sumber : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Penggunaan teknologi Asbuton sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR pada beberapa ruas jalan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar