Aspal batu buton atau biasa
disebut asbuton ditemukan tahun 1924 di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Asbuton mulai digunakan dalam pengaspalan jalan sejak tahun 1926.
Berdasarkan data yang ada, asbuton memiliki deposit sekitar 677 juta ton
atau setara dengan 170 juta ton aspal minyak. Asbuton merupakan deposit
aspal alam terbesar di dunia.
Terdapat dua jenis unsur utama dalam
Asbuton, yaitu aspal (bitumen) dan mineral. Pemanfaatanunsur ini dalam
pekerjaan pengaspalan akan mempengaruhi kinerja perkerasan aspal yang
direncanakan.
Terjadi pasang surut penggunaan Asbuton
seiring dengan kebutuhan akan bahan aspal dan perkembangan teknologi.
Asbuton pernah diproduksi mencapai 500.000 ton/tahun. Pada tahub delapan
puluhan produksi Asbuton mengalami titik nadir. Sedangkan pada periode
sembilan puluhan, Asbuton yang dihasilkan tidak optimal akibat kegagalan
konstruksi yang disebabkan oleh penggunaan teknologi yang tidak tepat.
Namun demikian, sesuai dengan Renstra Departemen Pekerjaan Umum
2005-2009, Asbuton dipatok sebanyak 556.000 ton untuk digunakan pada
pemeliharaan jalan nasional. Disamping itu, sekitar 550.000 km
jalan-jalan provinsi, kabupaten, dan kota serta jalan lainnya berpeluang
untuk menerapkan Asbuton dalam lapisan aspalnya.
Jenis Asbuton yang telah diproduksi secara fabrikasi dan manual dalam tahun-tahun belakangan ini adalah:
1. Asbuton Butir
Jenis Asbuton berdasarkan besar butir dan kadar aspal yang dikandungnya dapat dibedakan seperti tertera pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jenis Asbuton Butir yang telah diproduksi
Uraian
|
Jenis Asbuton/merk produksi
|
Satuan
|
|||||
Konv.*)
|
Halus.*)
|
Mikro.*)
|
BRA
|
BGA
|
LGA
|
||
Kadar aspal |
13-20
|
20
|
25
|
20
|
20-25
|
25-40
|
%
|
Kadar air |
>6
|
6
|
2
|
<2
|
<2
|
<2
|
%
|
Ukuran butir maks. |
12.5
|
4.75
|
2.36
|
1.18
|
1.18
|
9
|
mm
|
Kemasan |
curah
|
ktg
|
ktg
|
krng
|
krg
|
krg
|
–
|
*) tahun 2004 sudah tidak diproduksi lagi
2. Asbuton Murni Full Ekstraksi
Asbuton jenis ini merupakan bitumen murni hasil ekstraksi asbuton menggunakan
beberapa cara, antara lain dengan bahan
pelarut atau cara lain seperti menggunakan teknologi air panas. Asbuton
murni hasil ekstraksi dapat digunakan langsung sebagai pengganti aspal
keras atau sebagai bahan aditif yang akan memperbaiki karakteristik
aspal keras. Mineral asbuton merupakan limbah dari proses ekstraksi.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai filter dapat juga digunakna sebagai
bahan stabilisasi tanah.
3. Asbuton Pra Campur (pre-blended)
Asbuton pra campur (pre-blended) merupakan gabungan antara Asbuton butir hasil refine Asbuton dengan kadar bitumen 60% sampai 90% dengan aspal minyak pen 60 dalam komposisi tertentu.
Asbuton jenis ini dapat dikatakan sebagai
aspal minyak yang dimodifikasi, sehingga dalam campuran dapat langsung
digunakan untuk dicampur dengan agregat.
Keunggulan
Deposit Asbuton dalam jumlah besar dapat
menjamin pasokan kebutuhan akan aspal. Dari pengujian yang telah
dilakukan, didapat hasil campuran beraspal yang ditambah asbuton
menghasilkan campuran beraspal yang bermutu baik dengan kecenderungan
sebagai berikut:
- Stabilitas Marshall campuran beraspal yang lebih tinggi
- Stabilitas dinamis campuran beraspal yang lebih tinggi
- Meningkatkan umur konstruksi (dari hasil uji fatigue)
- Lebih tahan terhadap perubahan temperatur
- Nilai modulus yang meningkat
Kecenderungan
tersebut terjadi karena Asbuton mengandung bahan aromatik dan resin
yang tinggi, sehingga di dalam campuran Asbuton mempunyai:
- Daya lekat yang lebih tinggi (anti stripping)
- Kelenturan yang tinggi (fatigue life tinggi)
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, penentu kebijakan memberikan pernyataan bahwa Asbuton:
- Cocok digunakan untuk lokasi temperatur tinggi (tropis)
- Cocok digunakan untuk heavy loaded highway.
Namun, dalam penerapan kebijakan penggunaan
asbuton untuk peningkatan kualitas campuran beraspal untuk perkerasan
harus ditunjang pengendalian mutu yang ketat. Hal ini disebabkan karena
dari beberapa kasus diperoleh data bahwa pelaksana lapangan kurang
memahami pengaruh penggunaan asbuton dalam campuran beraspal.
Kebijakan pemerintah tentang peningkatan
penggunaan Asbuton akan berdampak pada menurunnya impor aspal keras. Hal
ini akan berimbas pada kondisi pasar Asbuton, sehingga menjadi lebih
stabil. Keadaan tersebut akan terwujud dengan jalan mengoptimalkan tahap
produksi dan menjaga kestabilan mutu, sehingga kepercayaan pengguna
Asbuton juga akan meningkat. Kondisi ini dapat mengatrol nilai ekonomis
dari sebuah produk, bahkan perekonomian negara secara keseluruhan.
Prinsip KerjaPada pekerjaan pengaspalan, secara garis besar pemasokan Asbuton ke dalam lapisan beraspal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Dicampur dengan agregat dan aspal menggunakan unit pencampur aspal mekanis, yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP) untuk menghasilkan campuran yang sifatnya panas atau memakai alat semi mekanis seperti beton molen atau paddle mixer untuk campuran dingin. Langkah berikutnya adalah menghamparkannya menggunakan cara mekanis(finisher), sedangkan untuk campuran dingin digunakan cara manual, selanjutnya dipadatkan menggunakan alat pemadat baku, sehingga diperoleh kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
- Ditebarkan di atas lapis agregat pada pekerjaan lapis penetrasi macadam dengan satu atau dua lapis. Setelah itu dipadatkan menggunakan pemadatbaku, sehingga diperoleh kepadatan sesuai spesifikasi.
- Bahan tambah yang akan meningkatkan kemampuan lapisan beraspal saat beban lalu lintas bertambah. Umumnya Asbuton yang digunakan adalah jenis butir dengan penetrasi bitumen rendah;
- Pengganti aspal keras. Asbuton yang umumya digunakan adalah jenis murni hasil ekstraksi atau Asbuton butir jenis LGA pada pekerjaan lapis macadam;
- Bahan tambah dan pengganti (substitusi) sebagian dari aspal keras yang digunakan. Asbuton yang umumnya dipakai adalah jenis butir dengan penetrasi bitumen tinggi, seperti LGA atau jenis pra campur.
Pada dasarnya Asbuton dapat digunakan pada setiap jenis lapisan beraspal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekakuan dengan batas fleksibilitas yang cukup untuk menahan beban lalu lintas tanpa mengalami kerusakan di luar rencana. Oleh karena itu, penggunaan Asbuton pada pekerjaan pengaspalan adalah sebagai berikut:
- Campuran beraspal panas digunakan untuk lapis aus, antara, dan pondasi.
- Campuran beraspal hangat digunakan untuk lapis aus, antara, dan pondasi.
- Campuran beraspal dingin digunakan untuk lapis antara aus dan pondasi.
- Lapis tipis Asbuton pasir.
- Lapis tipis Asbuton.
- Lapis penetrasi macadam Asbuton.
Untuk campuran panas dengan Asbuton butir atau aspal yang dimodifikasi Asbuton (Asbuton pra-campur atau semi ekstraksi ) atau bitumen modifikasi (Asbuton murni atau full ekstraksi), sebaiknya digunakan untuk jalan dengan beban lalu lintas berat dan padat, yaitu untuk lalu lintas rencana > 10 juta ESA atau LHR > 2000 kendaraan dan jumlah kendaraan truk lebih dari 15%. Terutama untuk ruas-ruas jalan yang memiliki temperatur lapangan maksimum di atas 60 ºC seperti jalan nasional. Sedangkan untuk campuran hangat dengan Asbuton butir sebaiknya digunakan untuk jalan yang melayani lalu lintas berat, yaitu untuk lalu lintas rencana 1 sampai 10 juta ESA atau LHR < 2000 kendaraan dan jumlah truk maksimum 15% seperti jalan nasional dan provinsi.
Sumber : ptnap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar